Kamis, 06 Desember 2007





Rabu, 05 Desember 2007 16:56:00
Ilmuwan: Kaum Pria Secara Insting Serakah

Hamburg--RoL--Kaum pria secara insting bersifat serakah. Apabila mereka mendapatkan keuntungan lebih dari orang lain, padahal didapat secara tidak fair, hal itu akan membuat mereka menjadi merasa hebat dan bahagia. Demikian dikatakan oleh sejumlah ilmuwan di Jerman.

Kaum umumnya merasa sedikit tak nyaman dan bersalah saat mereka mendapatkan gaji atau bonus yang lebih daripada rekan sekerjanya. Tapi kaum pria malah merasakan memperoleh kenikmatan tersendiri apabila memperoleh uang lebih dari rekan sekerja di kantor walaupun mendapatkannya secara tidak fair.

Hal itu ditemukan oleh para ilmuwan yang mempelajari dan meneliti otak kaum pria dan wanita dan melihat respons dalam satu kondisi tertentu.

Para peneliti Jerman melakukan skaning otak yang memperlihatkan bahwa seorang pria yang diberi imbalan hadiah berupa uang tambahan walaupun secara tidak fair di antara teman-temannya, akan mengalami rangsangan pada "pusat reward". Yang disebut pusat reward yaitu pusat yang merespons terhadap kondisi menguntungkan pada bagian otak, yang akan membuat pria yang merasa beruntung itu merasa keluar sebagai pemenang diantara rekan-rekannya yang dianggap sebagai saingannya , para peneliti tersebut menjelaskan.

Iluwan peneliti yang melakukan penelitian tersebut dengan cara skaning otak, mengatakan bahwa kondisi penerimaan bayaran lebih besar secara tidak fair di antara rekan-rekan sekerjanya telah membuat relawan pria yang merasa paling beruntung merasa diri sebagai pemenang dan seorang yang hebat. Hal itu membuat ia bahagia dan puas.

Pusat bagian pada otak yang merespons terhadap hal itu adalah "pusat reward" (penghargaan) melingkupi perasaan kenyamanan, bahagia, puas yang merespons terhadap sejumlah pengalaman.

Bagian otak tersebut menjadi aktif ketika menikmati makanan yang lezat, setelah mengalami pengalaman yang menyenangkan atau mencapai suaru target namun juga terjadi dalam hal saat ia mengalami ketergantungan terhadap zat adiktif.

Hasil penelitian memperlihatkan seperti yang telah diperkirakan, yaitu ketika mencapai keberhasilan dalam menjalankan tugas yang sulit kondisi itu akan menstimulir atau merangsang bagian otak yang akan merespons terhadap kondisi tersebut.

Namun dikalangan pria pengaruh atau dampak yang besar terlihat lebih pada seberapa besar ia memperoleh uang dibandingkan dengan orang lain.

Apabila perolehan uang yang lebih besar itu didapat melalui cara yang tidak fair terlihat pusat pada otak yang merespons terhadap reward bereaksi lebih sehingga menimbulkan rasa puas, bahagia serta nyaman yang lebih hebat.

Dalam penelitian dua kelompok pria yang menjadi relawan, para peserta penelitian ditanyai sejumlah pertanyaan dan sekaligus menjalankan skaning otak yang memberikan gambaran aktivitas bagian otak yang disebut "pusat reward" tersebut.

Kedua kelompok peserta itu diminta untuk memperhatikan sejumlah pernyataan yang ada pada layar monitor.
Para relawan antara lain membaca pernyataan yang menyatakan mereka akan memperoleh uang penghasilan tambahan antara 50 hingga 150 dolar, maka terlihat adanya lonjakan aktivitas bagian otak yang disebut "pusat reward" .

Setiap pria dari 38 orang peserta juga diberitahukan bahwa mereka akan menerima imbalan sejumlah uang serta jumlah uang yang diterima rekan-rekan mereka.

Gelombang magnetik memindai ke monitor atas perubahan peredaran darah ke otak. Tekanan aliran darah menunjukkan sebagian sel-sel syaraf yang aktif.

Di salah satu area, ventral striatum terlihat lonjakan ketika para relawan pria tersebut dikatakan akan memperoleh sejumlah uang. Namun jauh lebih aktif saat dikatakan mereka memperoleh uang tambahan lebih banyak dari rekan lainnya.
Pernyataan yang mengatakan mereka tak memperoleh bayaran memperlihatkan penurunan arus atau aliran darah ke otak.

Apabila dua orang relawan pria dikatakan menerima bayaran dengan jumlah yang berbeda mereka juga memperlihatkan tingkat aktivitas ventral Striatum yang berbeda pula.

Relawan yang dikatakan memperoleh jumlah uang yang paling besar memperlihatkan aktifitas dengan lonjakan yang tinggi. Sementara rekannya yang dikatakan memperoleh imbalan yang kecil atau tidak memperoleh sama sekali memperlihatkan hasil yang berbeda dengan lonjakan kecil atau ventral striatum tidak mengalami aktivitas sama sekali.

Ketua kelompok peneliti Profesor Armin Falk dari Universitas Bonn di Jerman mengatakan, "Hasil temuan kami jelas bertentangan dengan teori ekonomi tradisional."

"Hasil temuan kami mengasumsikan bahwa faktor yang paling penting adalah jumlah atau besaran dari imbalan. Perbandingan dengan imbalan yang diperoleh orang lain seharusnya tidak memegang peran apapun dalam motivasi ekonomi," katanya.

Setelah melihat bahwa faktor persaingan antar pria para ilmuwan ingin melakukan penelitian serupa kepada sejumlah relawan wanita.

Peneliti juga ingin melakukan tes dengan menyertakan sejumlah relawan dari ras dan etnik berbeda yang diharapkan akan dapat memperlihatkan apakah persaingan juga dipengaruhi oleh unsur budaya.antara/ya

Tidak ada komentar: